Rabu, 28 Agustus 2013

Wawancara Dengan Kakek Pemulung

Wawancara Dengan Kakek Pemulung- Tepatnya  pada hari minggu saya bersama teman-teman mewawancarai seorang kakek pemulung yang sudah tua, yaiyalah namanya juga kakek pasti udah tua ya hehe. Kami mewawancari  kakek itu karena mendapatkann tugas dari sekolah tepatnya dari guru sosiologi, baru dua kali pertemuan sudah disuruh tugas kayak gini, usap dada aja dah.

Saya baru satu kali nih yang namanya mewawancarai kaya gini, waktu saya smp mah gak ada tugas kayak gini. Oiya sebenarnya pilihan untuk mewawancarainya ada banyak misalnya mewawancarai pemulung, wanita nakal, banci dan ada lagi tapi saya lupa.

Disini kelompok saya memilih mewawancarai pemulung. Jujur saja kalau mewawancarai wanita nakal atau banci belum tentu mereka mau, bisa-bisa kami semua kena semburan maut. Yang mau saya ceritain disini bukan itu intinya, disini saya mau share hasil wawancara kelompok kami.

Oiya pemulung yang kami wawancarai namanya Bpk. Usman


Wawancara Dengan Kakek Pemulung
Wawancara Dengan Kakek Pemulung
Wawancara Dengan Kakek Pemulung
Lihatlah rumahnya masih terbuat dari papan dan atapnya terbuat dari #lupa, saya ga tau namanya apa, dan rumahnya berada diatas air, yang saya tau dirumahnya tidak ada kamar mandi dan saya juga liat didekat rumahnya ada jamban, jambannya juga terbuat dari kayu dan sudah tidak layak pakai lagi.

Usia kakek ini 85 tahun, dan istrinya sudah meninggal 5 tahun yang lalu dan sekarang dia tinggal bersama menantunya.
Barang-barang yang kakek  kumpulkan berupa botol-botol yang sudah tidak terpakai lagi, penghasilan Rp.20.000/hari, Biasanya dia bekerja dari Pagi sampai sore #terharu :’(

Saya kagum sama kakek ini, sudah tua tapi masih semangat bekerja, tidak seperti ibu-ibu yang pernah saya lihat masih sehat jasmani rohani tapi mereka lebih memilih jadi pengemis.

Saat saya dan teman-teman  bertanya 
A : saya dan teman-teman
B : Kakek


A: Apakah kakek masih mendapatkan bantuan dari RT sini seperti Beras dan uang saat Idul fitri ?
B : tahun-tahun kemarin masih mendapatkan beras dan bantuan lainnya tapi tahun ini tidak pernah lagi
A:  ketika kakek sakit apakah tetangga disini pernah menolong ?
B: Tidak Pernah

Kasihan sekali kakek ini, tetangganya tidak ada yang iba dengan keadaan nya.

yang bisa kita pelajari dari sini : "supaya kita lebih semangat lagi bekerja atau belajar untuk membahagiakan kedua orang tua kita yang sudah susah payah membiayai sekolah kita dan kita bisa hidup yang layak." 

Satu lagi “Bantulah saudara-saudara kita yang  kesusahan diluar sana, dll.”
Sesama manusia kita harus saling tolong menolong.

Saya punya nih foto kelompok kami bersama bpk.Usman
Maaf sebelumnya hasil fotonya tidak sempurna xD maklum kamera hp + rumahnya gelap 

Wawancara Dengan Kakek Pemulung
Saat mewawancarai bpk.Usman

Oke, sekian dulu buat postingan kali ini. Sengaja saya menulis ini untuk berbagi pengalaman dan supaya saya bisa membacanya kembali ketika saya sudah dewasa.

Happy blogging :D

3 komentar:

  1. wah ibu/pak guru nya keren kasih tugasnya.. jgn cuman di wawancara. sekalian bantuin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iya udah dibantu kok :D
      thanks atas kunjungannya :)

      Hapus
  2. Kasihan Bapak Usman. Harusnya petugas dari pemerintahan juga melakukan survei dan wawancara kepedulian sosial seperti ini, masak kalah ama anak sekolahan #MIRIS
    Postingan yang bagus dex Nurul. Gayamu pas wawancara bener - bener kayak wartawan tulen :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar ya. :)