Wawancara Dengan Kakek Pemulung- Tepatnya
pada hari minggu saya bersama teman-teman
mewawancarai seorang kakek pemulung yang sudah tua, yaiyalah namanya juga kakek
pasti udah tua ya hehe. Kami mewawancari kakek
itu karena mendapatkann tugas dari sekolah tepatnya dari guru sosiologi, baru dua kali
pertemuan sudah disuruh tugas kayak gini, usap dada aja dah.
Saya baru
satu kali nih yang namanya mewawancarai kaya gini, waktu saya smp mah gak ada
tugas kayak gini. Oiya sebenarnya pilihan untuk mewawancarainya ada banyak misalnya mewawancarai pemulung, wanita
nakal, banci dan ada lagi tapi saya lupa.
Disini kelompok saya memilih mewawancarai pemulung. Jujur saja kalau
mewawancarai wanita nakal atau banci belum tentu mereka mau, bisa-bisa kami
semua kena semburan maut. Yang
mau saya ceritain disini bukan itu intinya, disini saya mau share hasil wawancara
kelompok kami.
Oiya pemulung yang kami wawancarai namanya Bpk. Usman
Wawancara Dengan Kakek Pemulung |
Lihatlah rumahnya masih terbuat dari papan dan atapnya terbuat
dari #lupa, saya ga tau namanya apa, dan rumahnya berada diatas air, yang saya tau
dirumahnya tidak ada kamar mandi dan saya juga liat didekat rumahnya ada
jamban, jambannya juga terbuat dari kayu dan sudah tidak layak pakai lagi.
Usia kakek ini 85 tahun, dan istrinya sudah meninggal 5 tahun
yang lalu dan sekarang dia tinggal bersama menantunya.
Barang-barang yang kakek kumpulkan berupa botol-botol yang sudah tidak
terpakai lagi, penghasilan Rp.20.000/hari, Biasanya dia bekerja dari Pagi
sampai sore #terharu :’(
Saya kagum sama kakek ini, sudah tua tapi masih semangat bekerja, tidak
seperti ibu-ibu yang pernah saya lihat masih sehat jasmani rohani tapi mereka lebih memilih jadi
pengemis.
Saat saya dan teman-teman bertanya
A : saya dan teman-teman
B : Kakek
A: Apakah kakek masih mendapatkan bantuan dari RT sini seperti Beras dan uang saat Idul fitri ?
A : saya dan teman-teman
B : Kakek
A: Apakah kakek masih mendapatkan bantuan dari RT sini seperti Beras dan uang saat Idul fitri ?
B : tahun-tahun kemarin masih mendapatkan beras dan
bantuan lainnya tapi tahun ini tidak pernah lagi
A: ketika kakek sakit
apakah tetangga disini pernah menolong ?
B: Tidak Pernah
Kasihan sekali kakek ini, tetangganya tidak ada yang iba dengan
keadaan nya.
yang bisa kita pelajari dari sini : "supaya kita lebih
semangat lagi bekerja atau belajar untuk membahagiakan kedua orang tua kita
yang sudah susah payah membiayai sekolah kita dan kita bisa hidup yang layak."
Satu lagi “Bantulah saudara-saudara kita yang kesusahan diluar sana, dll.”
Sesama manusia kita harus saling tolong menolong.
Saya punya nih foto kelompok kami bersama bpk.Usman
Maaf sebelumnya hasil fotonya tidak sempurna xD maklum kamera hp + rumahnya gelap
Saat mewawancarai bpk.Usman
Oke, sekian dulu buat postingan kali ini. Sengaja saya menulis ini untuk berbagi pengalaman dan supaya saya bisa membacanya kembali ketika saya sudah dewasa.
Happy blogging :D
wah ibu/pak guru nya keren kasih tugasnya.. jgn cuman di wawancara. sekalian bantuin :D
BalasHapushahaha iya udah dibantu kok :D
Hapusthanks atas kunjungannya :)
Kasihan Bapak Usman. Harusnya petugas dari pemerintahan juga melakukan survei dan wawancara kepedulian sosial seperti ini, masak kalah ama anak sekolahan #MIRIS
BalasHapusPostingan yang bagus dex Nurul. Gayamu pas wawancara bener - bener kayak wartawan tulen :)